Minggu, 30 September 2012

Metode Penelitian


Dalam bahasa yang sederhana “Metode” merupakan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang ingin dilakukan sesuai dengan konsep yang di buat, sedangkan “Penelitian” beberapa pengertian yaitu :
“Penelitian  adalah  pencarian  atas  sesuatu  (inquiry)  secara  sistematis  dengan  penekanan  bahwa  pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. (Parsons, 1946).”
“Penelitian adalah  suatu pencarian  fakta menurut metode objektif  yang  jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. (John, 1949). “
“Penelitian adalah  transformasi yang  terkendalikan atau  terarah dari  situasi yang dikenal dalam  kenyataan-kenyataan  yang  ada  padanya  dan  hubungannya,  seperti  mengubah  unsur  dari  situasi orisinal menjadi suatu keseluruhan yang bersatu padu (Dewey, 1936)”
Dari definisi-definisi tentang penelitian, maka nyata bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan  yang terorganisasi. Penelitian juga dapat diartikan sebagai pencarian pengetahuan dan pemberi artian  yang terus-menerus terhadap sesuatu.
 Jadi metode penelitian secara sederhana merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan data baik yang bersumber dari perpustakaan maupun yang bersumber dari lapangan yang disusun secara sistematis dan logis untuk menemukan fakta.
dalam penulisan penelitian sejarah dikatakan bahwa penelitian sejarah hanya dibatasi oleh batasan tempat dan batasan waktu. Metode  penelitian  sejarah  adalah  metode  atau  cara  yang  digunakan  sebagai  pedoman  dalam  melakukan  penelitian  peristiwa  sejarah  dan permasalahannya.  Dengan  kata  lain,  metode  penelitian  sejarah  adalah instrumen  untuk merekonstruksi  peristiwa  sejarah menjadi sejarah sebagai kisah.
Dalam  ruang  lingkup  Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah. Metode  sejarah digunakan  sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab  enam pertanyaan  (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen  dasar  penulisan  sejarah,  yaitu  what  (apa),  when  (kapan),  where (dimana),  who  (siapa),  why  (mengapa),  dan  how  (bagaimana).  Pertanyaan-pertanyaan  itu  konkretnya  adalah:  Apa  (peristiwa  apa)  yang  terjadi?  Kapan terjadinya?  Di  mana  terjadinya?  Siapa  yang  terlibat  dalam  peristiwa  itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu? Suatu  penelitian  ilmiah  tentu  berawal  dari  pemilihan  topik  yang  akan diteliti.  Dalam  bidang  sejarah,  topik  penelitian  harus  memenuhi  beberapa persyaratan.
a)  Topik  itu harus menarik (interesting  topic), dalam arti menarik sebagai
obyek penelitian. Dalam hal  ini  termasuk adanya keunikan (uniqueness
topic).
b)  Substansi masalah dalam  topik harus memiliki arti penting  (significant
topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
c)  Masalah  yang  tercakup  dalam  topik  memungkinkan  untuk  diteliti
(manageable  topic).  Persyaratan  ini  berkaitan  dengan  sumber,  yaitu
sumber-sumbernya dapat diperoleh.
Meskipun  topik  sangat menarik dan memiliki arti penting, namun bila sumber-sumbernya, khususnya  sumber utama  tidak diperoleh, masalah dalam topik  tidak  akan  dapat  diteliti. Oleh  karena  itu  calon  peneliti  harus memiliki wawasan luas mengenai sumber, khususnya sumber tertulis.
Penelitian  sejarah  yang  pada  dasarnya  adalah  penelitian  terhadap sumber-sumber  sejarah, merupakan  implementasi  dari  tahapan  kegiatan  yang tercakup  dalam  metode  sejarah,  yaitu  heuristik,  kritik,  interpretasi,  dan  historiografi.  Tahapan  kegiatan  yang  disebut  terakhir  sebenarnya  bukan kegiatan  penelitian,  melainkan  kegiatan  penulisan  sejarah  (penulisan  hasil penelitian).
Heuristik  adalah  kegiatan  mencari  dan  menemukan  sumber  yang diperlukan. Berhasil-tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung dari wawasan  peneliti mengenai  sumber  yang  diperlukan  dan  keterampilan  teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri  atas  arsip,  dokumen,  buku,  majalah/jurnal,  surat  kabar,  dan  lain-lain.
Berdasarkan  sifatnya,  sumber  sejarah  terdiri  atas  sumber  primer  dan  sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari  waktu  peristiwa  terjadi.  Sumber  sekunder  adalah  sumber  yang  waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa.   Peneliti  harus  mengetahui benar,  mana  sumber  primer  dan  mana  sumber  sekunder.  Dalam  pencarian sumber  sejarah,  sumber  primer  harus  ditemukan,  karena  penulisan  sejarah ilmiah tidak ukup hanya menggunakan sumber sekunder.
Sumber untuk penulisan sejarah ilmiah bukan sembarang sumber, tetapi sumber-sumber  itu  terlebih  dahulu  harus  dinilai  melalui  kritik  ekstern  dan kritik  intern.  Kritik  ekstern  menilai,  apakah  sumber  itu  benar-benar  sumber yang  diperlukan? Apakah  sumber  itu  asli,  turunan,  atau  palsu? Dengan  kata lain, kritik ekstern menilai keakuratan sumber. Kritik intern menilai kredibilitas data dalam sumber.
Tujuan  utama  kritik  sumber  adalah  untuk  menyeleksi  data,  sehingga diperoleh  fakta.  Setiap  data  sebaiknya  dicatat  dalam  lembaran  lepas  (sistem kartu), agar memudahkan pengklasifikasiannya berdasarkan kerangka tulisan. 
Setelah  fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian dilakukan interpretasi, yaitu penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara  satu  fakta dengan  fakta  lain. Penafsiran atas  fakta  harus  dilandasi  oleh  sikap  obyektif.  Kalaupun  dalam  hal  tertentu  bersikap subyektif, harus  subyektif  rasional,  jangan  subyektif  emosional. Rekonstruksi peristiwa  sejarah  harus  menghasilkan  sejarah  yang  benar  atau  mendekati kebenaran.
Kegiatan  terakhir  dari  penelitian  sejarah  (metode  sejarah)  adalah merangkaikan  fakta  berikut  maknanya  secara  kronologis/diakronis  dan sistematis, menjadi  tulisan  sejarah  sebagai kisah. Kedua  sifat uraian  itu harus benar-benar  tampak,  karena  kedua  hal  itu  merupakan  bagian  dari  ciri  karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu.
Selain  kedua  hal  tersebut,  penulisan  sejarah,  khususnya  sejarah  yang bersifat  ilmiah,  juga  harus  memperhatikan  kaidah-kaidah  penulisan  karya ilmiah umumnya.
a)  Bahasa yang digunakan harus bahasa yang baik dan benar menurut kaidah bahasa  yang  bersangkutan.  Kaya  ilmiah  dituntut  untuk  menggunakan kalimat efektif.
b)  Merperhatikan  konsistensi,  antara  lain  dalam  penempatan  tanda  baca, penggunaan istilah, dan penujukan sumber.
c)  Istilah  dan  kata-kata  tertentu  harus  digunakan  sesuai  dengan  konteks permasalahannya.
d)  Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku, termasuk format penulisan bibliografi/daftar pustaka/daftar sumber.
Kaidah-kaidah  tersebut  harus  benar-benar  dipahami  dan  diterapkan, karena kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi ditunjukkan pula oleh format penyajiannya.   8
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada kaidah-kaidah metode  sejarah.  Jika  tidak,  penelitian  itu  hanya  akan  menghasilkan  tulisan sejarah semi ilmiah atau bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti sejarah  harus  memahami  kaidah-kaidah  metode  sejarah  dan  mampu mengimplementasikannya,  agar  penelitian  itu  menghasilkan  karya  sejarah ilmiah.
Penulisan  sejarah  ilmiah  dituntut  untuk  menghasilkan  eksplanasi mengenai  permasalahan  yang  dibahas.  Eksplanasi  itu  diperoleh  melalui analisis. Untuk mempertajam analisis, dalam proses penulisan sejarah, aplikasi metode dan  teori sejarah perlu ditunjang oleh  teori dan/atau konsep  ilmu-ilmu sosial yang relevan (sosiologi, antropologi, ekonomi, politik, dll.). Dengan kata lain, penulisan sejarah yang dituntut memberikan eksplanasi mengenai masalah yang  dibahas,  perlu  dilakukan  secara  interdisipliner  dengan  menggunakan pendekatan  multidimensional  (multidimensional  approach).  Hal  itu  sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik sejarah sebagai ilmu.
Oleh  karena  itu,  penelitian  sejarah  dan  hasilnya  dapat  membantu penelitian dan  pengembangan  kebudayaan.  Sejarah  mengkaji  aspek-aspek kehidupan manusia di masa lampau, termasuk kebudayaan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar